Mungkin sebagian orang mengira, bahwa ilmu MIPA,
khususnya kimia sangat sulit diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari,
khususnya karena ilmu MIPA itu sendiri, yang menurut kebanyakan orang termasuk
ilmu abstrak.
Yah,
pendapat itu tidaklah benar, apalagi kehidupan kita hampir seluruhnya berhubungan
dengan kimia, nasi yang kita makan sehari-hari merupakan bahan kimia yang
penyusun utamanya adalah glukosa (C6H12O6),
dimana merupakan monosakarida yang berpolimerisasi membentuk polisakarida
(karbohidrat) yang merupakan nasi itu sendiri. Supaya makanan yang kita makan
terasa lezat, kita menggunakan bahan kimia lain, garam, yang komponen utamanya
adalah NaCl.
Sangat
banyak pengaplikasian dari ilmu kimia, ilmu kimia dapat digunakan digunakan
untuk memecahkan dan memperjelas berbagai persoalan di masyarakat yang kadang
masih samar faktanya. Seperti pada kasus pembunuhan dengan menggunakan arsenic (As).
Orang awam mungkin mengira orang tersebut meninggal karena serangan jantung,
karena arsenic membuat orang yang keracunan karenanya meninggal seolah-olah
karena shock. Tetapi dengan ilmu kimia yang mempelajari cara menganalisis
kandungan pada suatu benda, kita dapat membuktikan orang tersebut diracun
dengan arsenic. Caranya adalah dengan melakukan analisis iodometri untuk
menentukan berapa banyak kandungan arsenic dalam sampel rambut orang tersebut. Pertama,
kita bagi rambut dalam beberapa potong bagian. Salah satu potongan tersebut
kita titasi menggunakan iodin sehingga membentuk ion I- dengan
reaksi:
Dengan diketahuinya
berapa volume dan konsentrasi I2 yang digunakan, kita dapat
mengetahui berapa mol As2O3, dan akhirnya diketahui
berapa berat As2O3 yang akan berguna untuk menentukan
kadar arsenic dalam rambut sample tersebut.
Dalam keadaan tidak
diracun, kandungan normal arsenic adalah sekitar 1-2ppm (part per million). Tetapi
saat diracun, khususnya sekitar 3 jam setelah korban meninggal, kandungan arsenic
dalam rambut akan jauh diatas 2ppm.
Kegunaan lain ilmu
kimia untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari adalah untuk membantu
pasien penyakit batu ginjal supaya batu ginjal yang terbentuk semakin sedikit. Konsep
dalam ilmu kimia yang digunakan adalah hasil kali kelarutan (Ksp). Dimana
kemampuan memprediksi reaksi pengendapan akan digunakan dalam masalah ini. Batu
ginjal terdiri atas kalium oksalat (CaC2O4) yang mempunyai
Ksp sebesar 2,3 x 10-9. Konsentrasi fisiologis normal ion kalsium
dalam plasma darah sekitar 5mM (1mM = 1 x 10-3 M). Ion oksalat (C2O42-),
diperoleh dari asam oksalat yang cukup banyak terkandung di dalam sayuran
seperti bayam dan rhubarb, bereaksi dengan ion kalsium membentuk kalsium
oksalat yang tak terlarut, yang lama kelamaan dapat menumpuk dalam ginjal. Penyesuaian
makanan pasien dapat membantu dalam mengurangi pembentukan endapan batu ginjal.
Dalam bidang energy,
penerapan ilmu kimia dapat menjadi solusi untuk terciptanya sumber energy terbaru.
Isu yang terbaru adalah nuklir sebagai sumber energy terbaru. Tetapi banyak
ditolak karena akan dihasilkan limbah radioaktif yang dapat membahayakan
kehidupan. Tetapi ilmu kimia menyediakan solusi untuk masalah tersebut, dengan
cara limbah nuklir yang bersifat radioaktif ternyata masih memungkinkan untuk
diolah dengan menggunakan zeolit, yang mempunyai mempunyai struktur “framework”
tiga dimensi dan menunjukkan sifat penukar ion, sorpsi, “molecular sieving” dan
katalis sehingga memungkinkan digunakan dalam pengolahan limbah industri dan
limbah nuklir. Zeolit sendiri cukup tersedia banyak di Indonesia, bahkan dengan
bentuk yang hampir murni.
Dalam bidang militer
dan perdamaian, ilmu kimia juga berperan penting. Kita dapat mengatakan bahwa
bahwa bom fosfor tidak diperbolehkan dalam peperangan di dekat area yang banyak
dihuni warga sipil, karena kita mengetahui, bahwa bom fosfor mudah terbakar
apabila terpapar dengan oksigen sehingga mampu menyebabkan luka bakar pada
kulit manusia. Sifat fosfor yaitu akan terus membakar sehingga menyebabkan luka
bakar yang sangat serius. Selain itu, radiasi dari bom fosfor akan menyebabkan
kerusakan sel pada manusia.
Dalam
bidang rohani pun, ilmu kimia ternyata juga bisa masuk kedalamnya. Dimana pada
setiap agama pasti dijelaskan bahwa alam ini pasti berakhir alias kiamat. Dalam
ilmu kimia, juga dijelaskan dalam konsep termodinamika, yaitu pada hukum termodinamika
kedua, yang berbunyi, “Entropi semesta (universe) akan meningkat dalam proses
spontan dan tidak berubah dalam proses kesetimbangan”. Jadi keteraturan alam
semesta sebenarnya makin hari makin berkurang, sehingga pada saat
ketidakteraturan alam semesta mencapai maksimum, terjadilah kiamat.
Jadi,
apakah masih sedikit bidang yang akan digunakan untuk mengaplikasikan ilmu
kimia? Hehe, sepertinya tidak. Mungkin cocok suatu semboyan yang dilekatkan
pada ilmu kimia, “Live is Chemistry, there is no live without Chemistry”.
Related Posts by Categories
1 comments:
How to play rubik
http://student.blog.dinus.ac.id/sasjepyusufal/2016/11/13/cara-mudah-menyelesaikan-rubik-3x3-untuk-pemula/
Posting Komentar