LS_oRzls7b-AJGPe9dqhxLx3amY BATERAI BAGHDAD, BATERAI PERTAMA ATAU BUKAN? | fun-ZoNe

Pages

Subscribe:
  • Angry Birds for Nokia C3

    Angry Birdy for Nokia C3... Coba permainan yang mengasyikkan ini... ^^

  • PES 2011 for Android

    Pada kesempatan kali ini, ijinkanlah saya untuk membagi salah satu game yang mungkin sangat tidak asing lagi bagi sobat blogger sekalian, yaitu PES 2011...

  • BATERAI BAGHDAD, BATERAI PERTAMA ATAU BUKAN?

    Pada tahun 1936, di desa Khuyut Rabbou’a dekat Baghdad, Irak beberapa akeolog yang melakukan penggalian disana menemukan sebuah artefak, yang diduga dibuat di Mesopotamia, pada masa Parthia atau Sassania yang berkembang antara tahun 250 SM hingga 224 SM.

  • PAPARAN MERKURI MELALUI KONSUMSI IKAN (KASUS TELUK MINAMATA)

    Peristiwa ini dimulai di Minamata, sebuah desa kecil yang menghadap ke laut Shiranui, provinsi Kumamoto, bagian selatan Jepang, dimana sebagian besar penduduknya hidup sebagai nelayan, dan merupakan pengkonsumsi ikan yang dukup tinggi, yaitu 286-460 gram per hari.

  • PES 2012 for Android

    Menyambut bulan februari ini, saya ingin sedikit share game android yang pastinya sudah tidak asing bagi para sahabat blogger, yaitu PES 2012.

  • Internet Download Manager 6.08 build 9

    Internet Download Manager, atau yang biasa disebut IDM, sudah mengeluarkan versi terbarunya, yaitu 6.08 build 9.

  • CERITA 104 TAHUN KEBANGKITAN NASIONAL

    Sudah 104 tahun yang lalu, diawali keinginan Dr. Wahidin Sudirohusodo untuk membebaskan rakyat Indonesia dari belenggu penjajahan, Dr. Sutomo, Gunawan, Suraji, dan para pelajar STOVIA (sekolah kedokteran di Jawa saat itu) mendirikan suatu organisasi modern pertama Indonesia, yang bernama Budi Utomo

Sabtu, 17 Desember 2011

BATERAI BAGHDAD, BATERAI PERTAMA ATAU BUKAN?

Pada tahun 1936, di desa Khuyut Rabbou’a dekat Baghdad, Irak beberapa akeolog yang melakukan penggalian disana menemukan sebuah artefak, yang diduga dibuat di Mesopotamia, pada masa Parthia atau Sassania yang berkembang antara tahun 250 SM hingga 224 SM. 



Pada awalnya, para ilmuan kebingungan tentang fungsi dan alasan penciptaan alat ini. Namun setelah dilakukan penelitian, cara kerja alat ini mirip dengan batu baterai yang ditemukan oleh ilmuan modern. Dengan ditemukannya artefak ini, akhirnya mucul pertanyaan, apakah Alessandro Volta merupakan penemu pertama dari baterai, ataukah Alessandro Volta hanya menemukan kembali? Bisa “ya”, bisa juga “tidak”.
Bisa dikatakan “ya”, karena pada penelitian awal yang dilakukan oleh Wilhem Konig, yang saat itu merupakan direktur labolatorium penelitian museum Baghdad menemukan adanya bekas cairan asam seperti cuka atau anggur. Penemuan bekas cairan asam ini menunjukkan bahwa alat ini memerlukan larutan asam untuk dapat berfungsi. Ini yang juga yang dilakukan Alessandro Volta pada tahun 1800. Volta menggunakan asam sulfat cair untuk membuat baterai yang pada saat itu diakui sebagai baterai pertama dan dikenal sebagai “sel volta”.
Dugaan bahwa artefak ini merupakan baterai pertama yang diciptakan manusia makin menguat setelah perang dunia berakhir, Willard Gray, seorang insinyur di General Electric High Voltage Laboratory di Massachusets membuat replika baterai Baghdad, berhasil menciptakan listrik sebesar 0,5 volt setelah memasukkan jus anggur sebagai elektrolit.
Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa baterai Baghdad ternyata dapat menghasilkan tegangan 1,5 volt yang dapat bekerja nonstop selama 18 hari dengan cara memasukkan cairan asam kedalam jambangnya.
Alasan lain yang menunjukkan bahwa artefak ini merupakan baterai pertama adalah karena di dalam artefak yang berbentuk guci mempunyai tinggi 13 cm ini terdapat sebuah pipa tembaga berongga dan sepotong besi yang tersusun dengan rapi. Satu ujung besi direkatkan ke ujung guci dengan asapal sedangkan ujung yang lainnya direkatkan ke dasar tembaga. 












Juga terdapat hipotesis lain yang dikeluarkan para ilmuwan, bahwa baterai Baghdad tersebut dipergunakan untuk menyepuh dengan listrik lapisan logam (emas) ke permukaan lain, seperti perak, ataupun sebaliknya. Hipotesis didasarakan bahwa sampai saat ini metode penyepuhan tersebut masih dipraktekkan di Irak.
Dilihat dari struktur artefak ini, tidak jauh berbeda dengan struktur baterai-baterai modern yang beredar saat ini, dimana batang karbon sebagai kutub positif baterai dan seng sebagai kutub negatif dihungkan dengan pasta sebagai elektolit atau penghantar.

Pernyataan yang mendukung artefak ini sebagai baterai juga dikeluarkan oleh Dr. Marjorie Senechal, professor sejarah sains dan teknologi di Smith College yang pernah membuat replika Baghdad Battery untuk keperluan eksperimen menyatakan: “Saya rasa tidak ada yang bisa memastikan manfaar guci itu. Namun bisa saja benda itu memang sebuah baterai karena bisa digunakan untuk itu.”
Namun pernyataan tersebut yang berbunyi, “Saya rasa tidak ada yang bisa memastikan manfaat guci itu.” Membuka peluang bahwa Alessandro Volta merupakan penemu baterai yang pertama. Ini dikarenakan artefak tersebut belum pasti berfungsi sebagai baterai, walaupun mempunyai struktur yang hampir sama dan dapat juga berfungsi sebagai baterai.
Salah satu fakta yang mendukung bahwa artefak ini tidak berfungsi sebagai baterai adalah sampai saat ini hanya ada satu baterai yang ditemukan. Sehingga artefak tersebut tidak bisa disebut sebuah baterai, melainkan sel galvanic. Karena yang disebut dengan baterai adalah kumpulan dari beberapa sel galvanic yang dihubungkan secara seri atau pararel dengan kabel (atau penghantar lainnya). Sehingga harus ditemukan lebih dari satu artefak ini untuk membuktikan bahwa dahulu artefak ini berfungsi sebagai baterai.
Dari fakta tersebut, akhirnya muncul beberapa hipotesis, salah satunya adalah penggunaan artefak ini dalam bidang pengobatan. Ini didukung dengan salah satu kebiasaan bangsa Yunani dan Mesir kuno, yaitu menggunakan ikan listrik untuk meredakan rasa sakit pada telapak kaki. Kebiasaan ini menunjukkan bahwa mereka cukup familiar dengan listrik, walaupun mereka tidak menggunakan istilah “listrik” untuk menyebutnya. Tapi hipotesis ini belum terbukti kebenarannya, karena catatan kuno masa purba tidak pernah menyinggung mengenai penggunaan alat sejenis Baghdad battery dalam pengobatan. Mereka biasa menggunakan daun cannabis (ganja), opium, dan anggur untuk mengurangi rasa sakit.
Hipotesis lain menyatakan keterkaitan dengan keagamaan. Ini didukung oleh Dr. Paul Craddok, seorang ahli metarlugi purba dari British Museum, yang berpendapat kalau pada masa lampau Baghdad battery mungkin telah dihubungkan secara parallel dan diletakkan dalam patung dewa untuk menipu para penyembahnya. Menurut pernyataannya, “Para pendeta mungkin akan mengajukan pertanyaan kepadamu. Jika kamu memberikan jawaban yang salah, kamu akan disuruh menyentuh patung itu dan akan mendapatkan sebuah kejutan kecil. Jika kamu menjawab dengan benar, maka para pendeta akan melepaskan hubungan baterai dan tidak ada kejutan listrik yang dihasilkan. Dengan demikian kamu akan percaya dengan kekuatan Dewa, pendeta dan agamanya”.
Pernyataan ini tentu mudah sekali dipatahkan kebenarannya, karena telah disebutkan sebelumnya bahwa hanya ada satu buah baterai Baghdad yang ditemukan, padahal untuk menghasilkan tegangan kejut, diperlukan lebih dari 5 buah atau mungkin jauh lebih banyak lagi. Alasan lain adalah tidak ditemukannya patung yang terdapat rongga didalamnya yang bisa menampung baterai Baghdad sebanyak itu.
Jika dari pendapat penulis, artefak yang disebut baterai Baghdad tersebut lebih tepat disebut sebagai sel galvani. Karena walaupun dapat digunakan sebagai baterai, karena dapat menghasilkan tegangan 1,5 volt nonstop selama 18 hari. Tetapi bukti lain menunjukkan bahwa artefak ini merupakan sel galvani, karena hanya ditemukan satu buah baterai Baghdad. Sehingga menunjukkan bahwa sel volta, hasil penemuan dari Alessandro Volta merupakan baterai yang pertama kali diciptakan.

Related Posts by Categories

1 comments:

Anonim mengatakan...

testing